Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Sejarah Kedatangan suku Batak Toba ke Aceh Tenggara

Gambar
Sejarah Kedatangan suku Batak Toba ke Aceh Tenggara Sejarah kedatangan suku bangsa Batak Toba ke Tanah Alas ini dikutip dari buku “Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara: Sebuah Deskripsi” (OHS. Purba dan Elvis F. Purba: 1998, 141-162). Pembukaan jalan dari Sidikalang ke Tanah Alas (1909-1914) menjadi sumber informasi bagi orang Batak Toba yang datang di kemudian hari. Informasi itu berasal dari para pekerja yang dibawa oleh Kolonial Belanda dari Samosir. Frederich Sibarani dari Laguboti dan kawan-kawannya bekerja dalam bidang pembangunan jembatan di dalam wilayah Keujeuruen/Kerajaan Bambel. Tahun 1918 F. Sibarani dan keluarganya akhirnya menetap di Titi Panjang, Kute Prapat Hilir, Keujeuruen Batumbulan, di sana ia membuka usaha pertukangan. Kemudian hari, keluarga ini menjadi tempat penampungan sementara bagi pendatang baru dari Tapanuli. Pionir Batak Toba tinggal di Keujeuruen Batumbulan. Raja Batumbulan saat itu, Teuku Sidun, merasa senang terhadap pendatang Batak Toba karena berh...

Penentangan Puak Non Toba terhadap Sejarah Batak

Penentangan Puak Non Toba terhadap Sejarah Batak October 16, 2009 in  Literatur Untuk diketahui mulai dari dulu hingga kini hanya Puak Toba dan 1 Puak Non Toba yang dengan sukarela menyatakan sebagai bagian dari Orang Batak. Mereka mengakui dasar kesamaan sejarah sub etnis mereka dengan Batak Toba terlepas dari perbedaan agama dan perbedaan dialek bahasa, yaitu Puak Angkola. Selain Batak Angkola ini hampir tidak ada satupun Puak Batak Non Toba lain yang dengan sukarela menyatakan diri sebagai bagian dari Suku Batak. Itu sudah menjadi rahasia umum dan sering dipublikasikan oleh mereka dalam berbagai media. Pandangan mereka semua seolah sepakat bahwa pengklasifikasian mereka sebagai Orang Batak adalah Pernyataan Sepihak dari Batak Toba yang sudah terlebih dahulu dipopulerkan oleh para Missionaris Jerman dan sebelumnya juga oleh Penjajah Belanda, sehingga sukar untuk diubah dan diluruskan kembali oleh mereka. 1. Mandailing Mandailing tidak pernah menerima pendapat dan pengklasifi...

Heboh! Batu Mirip Wajah Manusia

Gambar
Heboh! Batu Mirip Wajah Manusia Written by   SumutOnline   Saturday, 28 February 2015  Batu yang ditemukan di tengah Sungai Aek Sibontar, yang mengalir di desa tersebut, berdiameter satu meter ini, memperlihatkan wajah seseorang yang sedikit tersenyum. (Foto: Dedi) Tapsel,    SumutOnline  – Ditengah heboh batu akik,  warga di Desa Purba Tua Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Tapanuli Selatan, justru heboh dengan ditemukannya batu berwajah mirip manusia.  Batu yang ditemukan di tengah Sungai Aek Sibontar, yang mengalir di desa tersebut, berdiameter satu meter ini, memperlihatkan wajah seseorang yang sedikit tersenyum. Hingga  Sabtu (28/2/2015). ratusan warga yang dari dari berbagai daerah di seputaran Tapanuli Selatan, terus berdatangan untuk menonton batu aneh berwajah mirip manusia ini. “Mungkin batu ini berasal dari peradaban zaman hindu, yang pernah ada di desa ini, Namun demikian, kita akan menindaklajuti ini ke arkeolog” ujar Saftar ...

Warga Heboh Batu Mirip Wajah Manusia

Gambar
Warga Heboh Batu Mirip Wajah Manusia Sabtu, 28 Februari 2015 |  (Analisa/hairul iman hasibuan) BATU: Batu mirip wajah manusia dipinggiran Sungai Batu Nabontar 400 meter dari Desa Purba Tua Kecamatan Tantom Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Tapsel, (Analisa).  Warga Desa Purba Tua Kecamatan Tantom Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) heboh atas penemuan batu mirip wajah manusia di pinggiran Sungai Batu Nabontar, 400 meter dari desa setempat, Jumat (27/2). Diduga, batu berukiran wajah manusia itu hasil peninggalan zaman dahulu kala. Pantauan Analisa, puluhan masyarakat berbondong-bondong melihat wujud batu berbentuk wajah manusia tersebut. Masyarakat yang datang bukan hanya dari sekitaran desa namun juga luar desa bahkan kecamatan. Batu yang diketahui jenis batu kapur tersebut berada persis di pinggir aliran anak sungai dengan posisi tertanam dan digenangi air. Untuk menjaganya, warga sekitar sengaja membuat patok kayu dan menutupnya menggunakan jaring kawat. M...