Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Nyanyian Gadis Batak Berjaya di Peringkat Lagu Malaysia

Gambar
Nyanyian Gadis Batak Berjaya di Peringkat Lagu Malaysia Vega Probo ,  CNN Indonesia Selasa, 09/06/2015 08:19 WIB Deasy Nataliana go regional bersama single Aduh Aduh Sayang yang dinyanyikan secara duet dengan duo penyanyi rap Malaysia, Lawa Nie Geng. (CNNIndonesia Rights Free/Dok. Deasy Nataliana) Jakarta ,  CNN Indonesia   -- Makin banyak penyanyi Indonesia yang  go-regional , meluaskan karier musikal hingga ke Negeri Jiran Malaysia. Salah satunya, Deasy Natalina, yang saat ini berkibar dengan lagu anyar  Aduh Aduh Sayang. Lagu yang dinyanyikan bersama duo penyanyi rap asal Malaysia, Lawa Nie Geng, dan diluncurkan pada April lalu, ini masuk lima besar di peringkat lagu Malaysia, juga diputar di 50 radio di Indonesia. “Saya sangat bersyukur sekarang mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan artis Malaysia,” kata gadis Batak bermarga Sitorus ini. “Saya sangat optimis sekali  single  ini bisa diterima oleh masyarakat.” Lagu yang dinyanyikan dara ...

Pemeriksaan atas Seorang Pedagang Cina mengenai Orang Batak yang berada di Sumatera Utara, 1 Maret 1701

Pemeriksaan atas Seorang Pedagang Cina mengenai Orang Batak yang berada di Sumatera Utara,  1 Maret 1701 Kata Pengantar oleh  Daniel Perret Download the full article in PDF Berita mengenai wilayah Provinsi Sumatra Utara sekarang, yang disampaikan oleh seorang Tionghoa kepada VOC di Batavia pada tahun 1701, merupakan salah satu laporan terawal oleh seorang yang jelas pernah tinggal di pedalaman wilayah tersebut. Sejak abad ke-2 M, lewat tulisan Ptolemaeus, dan selama satu milenium, Sumatra bagian utara dianggap sebagai daerah berbahaya karena diduga dihuni oleh sejumlah masyarakat kanibal. Yang diketahui juga adalah bahwa wilayah itu kaya dengan kamper, khususnya yang diekspor sejak abad ke-5 atau ke-6 M, melalui sebuah tempat yang bernama Barus. Pada awal abad ke 13 M, Zhao Rugua mencatat sebuah negeri bernama Pa-t’a, di bawah kuasa Sriwijaya. Kaitan antara Pa-t’a dan Bata sudah diterima umum. Selain itu, Sejarah resmi dinasti Yuan ( Yuanshi ) mencatat kedatangan utusan dari M...

BENARKAH SI RAJA BATAK NENEK-MOYANG BANGSO BATAK DAN TOBA INDUK BANGSO BATAK? (6 - Habis)

BENARKAH SI RAJA BATAK NENEK-MOYANG BANGSO BATAK DAN TOBA INDUK BANGSO BATAK? (6 - Habis) Oleh: Edward Simanungkalit * Sumatera Utara merupakan sebuah wilayah yang didiami oleh berbagai etnis yang populasi etnis tersebut cukup banyak. Di sebelahnya Provinsi Aceh, Provinsi Riau, dan Provinsi Sumatera Barat. Di Sumatera Utara sendiri terdiri dari 8 etnis, yaitu: Melayu, Pakpak, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing, “Batak” Toba, dan Nias. Pakpak, Karo, Simalungun, Toba, Angkola, dan Mandailing disebut oleh para antropolog sebagai “Batak”, bahkan ada penulis sejarah “Batak” berusaha menjadikan Nias sebagai bagian dari “Batak”. Akan tetapi, Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Nias tersebut keberatan disebut “Batak”. Secara khusus,  Pakpak sangat keberatan disebut “Batak” melampaui etnis lainnya, karena arti kata “Batak” itu sendiri dalam bahasa Pakpak adalah “babi”, sehingga dapat dimengerti kalau mereka sangat keras menolak disebut “Batak”. Meskipun demikian, para leluhur dari ...